Tuesday, May 28, 2013

Langit Inggris(mu) Sore Ini

Posting on Rosania Rossa di Tuesday, May 28, 2013
Aku menangis, Cla. Semburat oranye langit sore ini membuatku menangis. Entah kau melihatnya atau tidak. Kukira langit di sini dan langit di tempatmu sama saja. Atau langit di tempatmu sudah bosan berwarna biru dan lebih memilih bertahan dengan hitam ?
            Aku tidak peduli. Aku masih ingin bercakap denganmu karena kulihat kau sama sekali tak kedatangan seorang tamu. Waktu itu, aku ingin kau segera pulang. Tapi sekarang, kuharap kau bertahan di sana dengan langit hitam milikmu karena dengan begitu aku bisa mengajakmu bicara tanpa ada yang mendengarnya.
            Suaramu sekarang masih terdengar sama dengan suaramu tahun lalu. Tapi agak sedikit parau. Aku ingin mengusap wajahmu jika saja kau tak tertidur. Membangunkanmu sama halnya dengan membuyarkan mimpimu tentang aku. Dan aku masih seperti kemarin. Duduk di sampingmu, bercerita, tersenyum, menangis, dan akhirnya tertidur.
            -- Bagaimana kabar mama ?
            Kau bertanya seperti itu dalam mimpiku. Kenapa kau tak menanyakan tentangku. Selama ini aku tak pernah baik-baik saja.
            -- Tidak begitu baik
            Begitu jawabku padamu yang dalam mimpiku kau terlihat lebih cantik. Aku tak hendak berbohong padamu karena aku tahu kalau pertanyaanmu dalam mimpi itu hanya sekedar basa-basi. Tentu dari tempatmu semua akan terlihat. Setiap hari kau pasti melihat mama. Tapi kenapa kau menanyakan tentang mama padaku ? Aku juga ingin kau bertanya tentang aku, Cla. Sebelum aku terbangun. Apa karena kau tahu bahwa aku juga tidak baik-baik saja dan kau takut kalau aku akan memintamu untuk memberi perhatian padaku.
            -- Apa kau juga sudah menyampaikan salamku pada sejumlah penduduk yang ada di negaramu sekarang? Tanyaku
            -- Maaf, aku lupa dengan permintaanmu waktu itu.
            -- Tidak apa.
            Ingin kusudahi saja mimpiku hari ini, Cla. Kau tidak begitu merindukanku. Dan aku akan datang lagi jika kau telah berhasil merindukanku.
            -- Selamat jalan, Dane. Semoga esok kau datang bersama putriku, Key.
            Entah kenapa aku hanya bisa mengangguk setiap mendengar pertanyaanmu. Key tengah belajar biola sepertimu. Di tamanmu dan duduk di kursimu. Harusnya aku yang tak begitu merindukanmu, karena Key seperti dirimu. Apa di negerimu ada laki-laki seperti aku yang menikahi wanita yang tak mencintainya? Dan tak pernah sakit hati ketika putrinya hanya jadi putrimu?
            Aku pun beranjak dan berpamitan padamu. Di Inggris tempatku akan datang musim dingin yang juga akan mengirimkan banyak salju untukku dan Key. Kuharap kau pun melihatnya dari sana. Selama itu aku tidak akan keluar rumah sampai akhirnya aku ingin bercakap denganmu lagi. Dengan begitu kuharap kau akan menanyakanku.
            Mama hari ini mengajak Key pergi. Tak ada alasan untuk tidak mengizinkan mama membawa Key karena selama ini beliau juga berpikir kalau Key adalah putrimu dan belum pernah menjadi putri kita. Apa aku salah? Kalau belakangan aku tahu mama mengajak Key ke tempat mantan kekasihmu dulu. Aku tidak salah kan? Kalau memang kau tidak begitu merindukanku.
            Di sini, di Inggris tempatku, aku selalu menangis jika teringat tentangmu yang sangat aku cintai. Apa di sana, di Inggris tempatmu, kau juga selalu menangis jika teringat tentangku ? Yang kulihat selama kau ada di Inggris tempatku, kau hanya menangis untuk tiga manusia saja. Key, mama, dan mantan kekasihmu itu. Lalu kapan kau akan menangis untukku ? Apa jika kau telah berhasil merindukanmu ? Kau tak pernah menjawab semua pertanyaanku tadi karena kau telah pulang kembali ke Inggris tempatmu. Dan entah kapan akan singgah kembali di Inggris tempatku. Mungkin saat Key telah berhasil memanggilmu mama.
            Apa itu penting? Kurasa tidak. Kau tidak harus pulang ke Inggris tempatku untuk mengajari Keysya agar memanggilku ayah. Aku ingat, kau bahkan tak mengizinkan Key menatapku dalam-dalam karena kau takut ia akan menemukan kesamaan antara dirinya dan aku. Ya, mata Key itu milikku. Tapi kau sendiri tak pernah mengatakan pada putrimu kalau matanya adalah milikku. Kau selalu mengajaknya pergi ke setiap sudut kota untuk memberitahunya kalau ada banyak hal yang bisa dilihat daripada harus memandang mataku. Meskipun akhirnya Key tetap memilih menghabiskan waktu denganku. Menyusun puzzle dan memberi makan kelinci putihnya. Kau tahu, kelinci itu hadiah dariku.
            Pada akhirnya aku tidak sanggup untuk tidak mengunjungimu selama musim dingin di Inggris tempatku. Semoga di Inggris tempatmu tidak sedang musim dingin sehingga kau tidak akan keberatan menerima tamu. Hari ini sepulang dari kantor, aku akan mengunjungimu bersama Key. Aku harus membujuknya terlebih dahulu agar ia mau kuajak ke tempatmu. Kau tahu, sulit sekali membujuk putrimu. Selama ini aku tidak pernah membujuknya karena ia akan mengangguk sepanjang aku berkata manis padanya. Ini lain. Aku tidak tahu apakah Key takut untuk melihat nisan ibunya sendiri. Tapi, aku berhasil membujuknya. Itu tidak cuma-cuma. Kau harus membalas kebaikanku dengan cara  belajar untuk merindukanku.
            Kami sampai. Ucapkanlah selamat datang pada kami. Aku akan ajak Key mendekat padamu agar kau bisa bicara dengannya. Kau lihat, Key menurut padaku. Mungkin itu karena ia juga rindu padamu. Kubiarkan Key tertidur di atas pangkuanku. Aku pun tak bisa menahan kantuk yang dikirim oleh semilir angin yang diciptakan oleh pohon-pohon kamboja yang mengelilingi rumahmu, tepatnya Inggris tempatmu.
            -- Key, Key datang untuk menjenguk mama ?
            Aku belum mendengar jawaban Key. Mungkin ia belum terbiasa berdiskusi denganmu. Biarkan aku mengajarinya untuk berdialog denganmu.
            -- Key sayang, itu mama. Key tidak boleh takut.
            Ia masih diam.
            -- Apa boleh Key memanggilku ayah di depanmu ?
            Kau sudah mengangguk. Jadi jangan tunjukkan rasa kecewamu kalau nanti Key akan lebih banyak menyebut kata ayah daripada mama.
            -- Key, biar ayah ajari kau.
            Aku mengulurkan tangannya padamu. Cepat raihlah sebelum Key menangis.
            -- Key, ini mama. Key tidak merindukan mama ?
            -- Key rindu. Tapi ada ayah,,,
            -- Key tidak boleh tidak rindu sama mama karena mama selalu merindukan Key meskipun ada Zidane.
            -- Meskipun ada ayah ?
            Kenapa kau diam. Apa keinginanmu masih seperti dulu. Menjadikan Key hanya sebagai putrimu ? Aku tak bisa menyalahkan Key kalau ia terbangun begitu cepat dari mimpinya dan meninggalkan kita berdua di Inggris tempatmu.
            -- Apa kau pantas menyebutku dengan namaku di depan Key ?
            -- Maaf, Dane. Aku hanya tidak terbiasa.
            -- Mungkin sekarang sudah waktunya untukmu membiasakan diri menganggapku ayah dari putri kita.
            Kau diam. Dan kediamanmu kali ini tak cukup kuat untuk menghentikanku pamit meninggalkan Inggris tempatmu. Key yang sudah terjaga dari tadi mengajakku untuk pulang meskipun karangan bunga untukmu belum kuberikan. Dan kukira itu tertinggal di kereta.
            Aku pulang. Tapi tidak lama lagi aku akan bertamu ke tempatmu. Lain kali akan kuajak mama. Aku tak pernah bisa menang atas kau. Tapi apa kau tahu, satu hal yang tak mungkin kau menang dariku. Inggris tempatku lebih besar dan lebih luas dari Inggris tempatmu yang hanya 1x2 meter saja.

0 komentar:

Post a Comment

 

Imajinasi Kepala Kaca Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review